Makna Simbolis Hijau dalam Sastra (6 Interpretasi Teratas)

Makna Simbolis Hijau dalam Sastra (6 Interpretasi Teratas)
David Meyer

Hijau adalah warna yang telah lama digunakan untuk melambangkan berbagai ide dalam literatur. Dari alam hingga iri hati, dari pertumbuhan hingga kekayaan, hijau memiliki berbagai makna dan interpretasi tergantung pada konteks penggunaannya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai makna simbolis warna hijau dalam literatur, dan memeriksa bagaimana para pengarang memanfaatkan warna ini untuk menyampaikan pesan dan tema yang berbeda dalam karya-karya mereka.

Foto oleh John-Mark Smith

Daftar Isi

    Berbagai Makna Hijau dalam Literatur

    Hijau adalah warna serbaguna yang bisa digunakan untuk melambangkan gagasan dan emosi yang berbeda-beda dalam karya sastra (1), tergantung pada konteks dan maksud penulisnya, mari kita cermati makna dan gagasan tersebut secara detail.

    Alam dan Lingkungan

    Dalam literatur, hijau sering dikaitkan dengan alam dan lingkungan, yaitu warna rumput, dedaunan, dan pepohonan, sehingga sering digunakan untuk menggambarkan suasana alam.

    Sebagai contoh, dalam novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald, lampu hijau di ujung dermaga Daisy melambangkan kerinduan Gatsby untuk kembali ke masa lalu dan harapan masa depan yang lebih baik. (4)

    Hal ini juga merupakan simbol keindahan alam yang mengelilinginya, pepohonan dan air teluk. Demikian pula dalam novel The Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien, hutan Lothlorien digambarkan sebagai "terbungkus mantel hijau musim semi, digerakkan oleh nafas musim semi dan diaduk oleh suara air yang jatuh."

    Di sini, warna hijau digunakan untuk membangkitkan citra suasana alam yang subur dan semarak, serta memperkuat gagasan tentang pentingnya alam bagi cerita. (2)

    Kecemburuan

    Asosiasi umum lainnya dengan warna hijau dalam literatur adalah iri hati atau cemburu. Hal ini mungkin yang paling terkenal dicontohkan dalam drama William Shakespeare, Othello, di mana karakter Iago menggambarkan cemburu sebagai "monster bermata hijau yang mengejek/Daging yang dimakannya."

    Lihat juga: Olahraga Pada Abad Pertengahan

    Di sini, warna hijau digunakan untuk merepresentasikan sifat destruktif kecemburuan dan iri hati, yang menggerogoti orang yang mengalaminya.

    Dalam nada yang sama, dalam cerita pendek Nathaniel Hawthorne "Rappaccini's Daughter," karakter Beatrice dikaitkan dengan warna hijau, yang mewakili sifatnya yang beracun dan rasa iri serta hasrat yang ditimbulkannya pada orang lain.

    Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana warna hijau dapat digunakan untuk menyampaikan emosi dan gagasan negatif dalam sastra. (2)

    Pertumbuhan

    Hijau juga dapat digunakan untuk merepresentasikan pertumbuhan, pembaharuan, dan vitalitas. Dalam novel anak-anak The Secret Garden karya Frances Hodgson Burnett, warna hijau digunakan untuk merepresentasikan kekuatan peremajaan alam.

    Sampul Buku: The Secret Garden oleh Frances Hodgson Burnett (1849-1924)

    Perpustakaan Houghton, Domain publik, via Wikimedia Commons

    Taman yang ditemukan oleh sang tokoh utama, Mary, digambarkan sebagai "semua hijau dan perak... seakan-akan bumi sendiri yang memancarkan sinar yang penuh cinta." Di sini, warna hijau digunakan untuk membangkitkan kesan kehidupan dan vitalitas, serta kekuatan transformatif dari alam.

    Demikian pula, dalam puisi T.S. Eliot "The Waste Land", frasa "April adalah bulan yang paling kejam" diikuti dengan deskripsi tentang "gejolak" bumi, dan kedatangan "bunga-bunga lilac yang keluar dari tanah mati." Di sini, warna hijau mewakili janji kehidupan baru dan kemungkinan pertumbuhan, bahkan di tengah keputusasaan. (3)

    Uang

    Dalam literatur, hijau sering digunakan untuk melambangkan kekayaan, uang, dan harta benda. Asosiasi ini dapat ditelusuri kembali ke warna uang kertas Amerika, yang sering disebut sebagai "greenbacks" karena rona hijaunya yang khas.

    Hubungan antara warna hijau dan uang ini telah digunakan oleh para penulis untuk menyampaikan tema yang berkaitan dengan kekayaan, kekuasaan, dan keserakahan dalam karya-karya mereka. Sebagai contoh, dalam novel The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald, karakter Jay Gatsby diasosiasikan dengan warna hijau, yang merepresentasikan kekayaan dan kemewahan.

    Gambar oleh Freepik

    Lampu hijau di ujung dermaga Daisy juga merupakan simbol kekayaan dan kemakmuran yang ingin dicapai oleh Gatsby (3)

    Penyakit dan Kematian

    Hijau juga dapat digunakan untuk melambangkan penyakit dan kematian. Hal ini mungkin karena warna ini diasosiasikan dengan pembusukan dan penguraian. Dalam "The Masque of the Red Death" karya Edgar Allan Poe, misalnya, warna hijau digunakan untuk merepresentasikan tahap akhir dari penyakit yang melanda kerajaan.

    Narator menggambarkan bagaimana "ada rasa sakit yang tajam, dan pusing yang tiba-tiba, dan kemudian pendarahan yang banyak di pori-pori, dengan pembubaran." Penggunaan warna hijau di sini memperkuat gagasan pembusukan dan keniscayaan kematian. (4)

    Pemuda dan Kurang Pengalaman

    Dalam literatur, warna hijau terkadang digunakan untuk merepresentasikan kemudaan dan kurangnya pengalaman, karena warna hijau diasosiasikan dengan pertumbuhan dan perkembangan, yang merupakan karakteristik yang sering diasosiasikan dengan masa muda.

    Foto oleh Ashley Light di Unsplash

    Sebagai contoh, dalam novel The Catcher in the Rye karya J.D. Salinger, tokoh utama Holden Caulfield menggunakan warna hijau untuk menggambarkan seorang anak kecil yang sedang bermain di ladang gandum hitam.

    Gambar ini merepresentasikan kepolosan dan kerentanan kaum muda, serta gagasan bahwa kaum muda masih terus berkembang dan belajar. Jadi, warna hijau dalam literatur dapat menjadi simbol kemudaan dan ketidakpastian. (4)

    Kesimpulan

    Kesimpulannya, warna hijau memiliki banyak makna dan simbolisme yang berbeda dalam literatur. Dari alam dan pembaharuan, iri hati dan kecemburuan, kekayaan dan materialisme, kemudaan dan ketidakpastian, dan bahkan penyakit dan kematian, hijau adalah warna yang bisa menyampaikan berbagai macam emosi dan tema, tergantung pada konteks dan maksud penulisnya.

    Sebagai pembaca, penting untuk memperhatikan penggunaan warna dalam literatur dan mempertimbangkan berbagai makna dan simbolisme yang mungkin terkait dengannya. Dengan demikian, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang teks dan pesan penulis. Apakah warna hijau digunakan untuk merepresentasikan keindahan alam atau pengaruh uang yang merusak, simbolisme adalah alat yang ampuh yang dapat membantu membawakarya sastra menjadi hidup.

    Lihat juga: Simbolisme Mahkota (6 Makna Teratas)

    Referensi

    1. //literarydevices.net/colors-symbolism/
    2. //www.quora.com/What-does-the-green-colour-symbolize-in-literature
    3. //colors.dopely.top/inside-colors/color-symbolism-and-meaning-in-literature/
    4. //custom-writing.org/blog/simbolisme-warna-dalam-sastra



    David Meyer
    David Meyer
    Jeremy Cruz, seorang sejarawan dan pendidik yang penuh semangat, adalah pemikiran kreatif di balik blog yang memikat bagi pecinta sejarah, guru, dan siswa mereka. Dengan kecintaan mendalam pada masa lalu dan komitmen tak tergoyahkan untuk menyebarkan pengetahuan sejarah, Jeremy telah memantapkan dirinya sebagai sumber informasi dan inspirasi tepercaya.Perjalanan Jeremy ke dunia sejarah dimulai sejak masa kecilnya, saat dia dengan rajin melahap setiap buku sejarah yang bisa dia dapatkan. Terpesona oleh kisah-kisah peradaban kuno, momen-momen penting dalam waktu, dan individu-individu yang membentuk dunia kita, sejak usia dini dia tahu bahwa dia ingin berbagi semangat ini dengan orang lain.Setelah menyelesaikan pendidikan formalnya dalam sejarah, Jeremy memulai karir mengajar yang berlangsung selama lebih dari satu dekade. Komitmennya untuk menumbuhkan kecintaan terhadap sejarah di antara murid-muridnya tidak tergoyahkan, dan dia terus mencari cara-cara inovatif untuk melibatkan dan memikat pikiran-pikiran muda. Menyadari potensi teknologi sebagai alat pendidikan yang ampuh, dia mengalihkan perhatiannya ke ranah digital, membuat blog sejarahnya yang berpengaruh.Blog Jeremy adalah bukti dedikasinya untuk membuat sejarah dapat diakses dan menarik bagi semua orang. Melalui tulisannya yang fasih, penelitian yang cermat, dan penceritaan yang hidup, dia menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa di masa lalu, memungkinkan pembaca untuk merasa seolah-olah mereka sedang menyaksikan sejarah yang terungkap sebelumnya.mata mereka. Baik itu anekdot yang jarang diketahui, analisis mendalam tentang peristiwa sejarah yang signifikan, atau eksplorasi kehidupan tokoh-tokoh berpengaruh, narasinya yang menawan telah menarik banyak pengikut.Di luar blognya, Jeremy juga aktif terlibat dalam berbagai upaya pelestarian sejarah, bekerja sama dengan museum dan lembaga sejarah lokal untuk memastikan cerita masa lalu kita terjaga untuk generasi mendatang. Dikenal karena ceramahnya yang dinamis dan lokakarya untuk sesama pendidik, dia terus-menerus berusaha menginspirasi orang lain untuk menggali lebih dalam permadani sejarah yang kaya.Blog Jeremy Cruz berfungsi sebagai bukti komitmennya yang tak tergoyahkan untuk membuat sejarah dapat diakses, menarik, dan relevan di dunia yang serba cepat saat ini. Dengan kemampuannya yang luar biasa untuk membawa pembaca ke jantung momen bersejarah, ia terus menumbuhkan kecintaan akan masa lalu di antara para penggemar sejarah, guru, dan siswa mereka yang bersemangat.